Sejarah
Rumah Sakit Paru Jember didirikan pada zaman Hindia Belanda merupakan Sanatorium milik Yayasan Stichting Centraal Vereneging Tuberculosa Besttriding (SCVT) yang terletek di Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat. Rumah Sakit mengalami kerusakan berat akibat perang, kemudian dibangun kembali diluar Kota Jember (Lokasi RSUD Dr. Soebandi sekarang) ditambah unit rawat jalan (BP-4) di Stasiun Kota Jember.
Tercatat Rumah Sakit Paru Jember dibangun kembali pada Tahun 1956 oleh Dokares Besuki (dr. Koesnadi). Pada Tahun 1962 karena kebutuhan pengembangan RSUD, maka dilakukan kesepakatan bersama berupa tukar menukar tanah, bangunan, sarana dan prasarana antara RS Paru dengan RSUD. Sejak Tanggal 22 November 1962 RS Paru menempati lokasi sekarang dan dikenal dengan Rumah Sakit Kreongan (berlokasi di desa kreongan), melayani penyakit paru (terutama TBC) Wilayah eks-karesidenan Besuki.
Semenjak dibangun kembali pada Tahun 1956 sampai sekarang, tercatat terjadi 6 pergantian kepemimpinan (direktur atau kepala) RS Paru.
Pimpinan/Direktur RS Paru dan masa kepemimpinannya :
Tahun Nama
1958 -1963 Dr. M. Kasan
1963 -1975 Dr.R Armand S
1975 -1990 Dr. Lukas P
1990 -1998 Dr. Wathoni T
1998-2002 Dr.H.R.A.Barkah, MM
2002 sampai saat ini Dr. IGN Arya Sidemen, SE, MPH
Pada Tahun 2002 sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 37 Tahun 2000 Rumah Sakit Paru Jember ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang berada diwilayah Jawa Timur bagian Timur tepatnya di Kota Jember yang pelayanannya meliputi Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Lumajang.Melalui Lokakarya I tentang Pengembangan Rumah Sakit Paru Jember di Plaza Hotel Surabaya tanggal 21 Januari 2004 dan lokakarya II di Hotel Garden Palace Tanggal 9 Desember 2010, Para Stakeholder tetap bertekad mengembangkan Rumah Sakit Paru menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Organ Dada (Chest Hospital) meliputi Sistem Pernafasan dan Sistem Sirkulasi/Pembuluh Darah; termasuk Bedah Thorax dan Hyperbaric Health.
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan dan profesionalisme Rumah Sakit Paru Jember, diakhir Tahun 2007 telah terakreditasi 5 pelayanan tingkat dasar dan pada Bulan Oktober tahun 2011 Rumah Sakit Paru Jember dinilai kembali okeh KARS dan dinyatakan lulus 5 pelayanan tingkat dasar.
Rumah Sakit Paru Jember mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dari Badan Sertifikasi Internasional UKAS di Tahun 2008, hingga Tahun 2011 seluruh instalasi/unit telah sertifikasi ISO 9001:2008. Tidak hanya itu, untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Rumah Sakit Paru Jember berusaha menjadi PPK BLUD.
Dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pedoman Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Provinsi Jawa Timur dan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/529/KPTS/013/2009 tentang Penetapan 9 (sembilan) Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah Unit Kerja, Rumah Sakit Paru Jember ditetapkan menjadi PPK BLUD Unit Kerja dengan status BLUD Penuh.
Layanan
A. Layanan Unggulan
- Instalasi Terapi Oksigen Hyperbaric
- Instalasi Bergerak Mobile Unit
- Layanan Paru
- Layanan Jantung
B. Layanan Medik
1. Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan adalah kegiatan fungsional yang dilakukan petugas medis, perawat dan / atau non medis yang melayani berbagai jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Instalasi Rawat jalan (Poliklinik)”, sedangkan jenis poli yang ada di Rumah Sakit Paru Jember antara lain:
Poli Umum :
Poli Umum :
- Poli TB – DOTS
- Poli TB – MDR
- Poli Paru – Infeksi
- Poli Paru – Asma PPOK
- Poli Paru – Onkologi
- Poli Umum
- Poli TB – DOTS
- Poli TB – MDR
- Poli Paru – Infeksi
- Poli Paru – Asma PPOK
- Poli Paru – Onkologi
Jam Pelayanan Poliklinik :
Senin – Kamis 07.00 – 14.00 WIB
Jum’at 07.00 – 11.00 WIB
Sabtu 07.00 – 13.00 WIB
Senin – Kamis 07.00 – 14.00 WIB
Jum’at 07.00 – 11.00 WIB
Sabtu 07.00 – 13.00 WIB
Jadwal Praktek Dokter Spesialis Paru Infeksi dan Non Infeksi
Poli Paru Infeksi (dr. Movita Hidayati Sp.P)
~ Senin – Kamis 07.00-14.00
~ Jum’at 07.00-14.00
~ Sabtu 07.00-13.00
Poli Paru Non Infeksi (dr.Purwanto, Sp.P)
~ Senin – Kamis 07.00-14.00
~ Jum’at 07.00-14.00
~ Sabtu 07.00-13.00
2. Rawat Inap
- IRNA adalah Penyelenggara Sistem Pelayanan Rawat Inap Kesehatan Respirasi Secara Profesional dan Paripurna.
- Berawal dari Keterbatasan Tenaga, Keterbatasan Sarana, Keterbatasan Mutu Layanan Berjuang Menjadikan IRNA Sebagai Penyelenggara Pelayanan dengan Akreditasi Nasional dan Memiliki Pelayanan Standar Internasional.
3. Instalasi Tindakan
Merupakan Salah Satu bagian dari Sistem Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit yang Sangat Vital dalam Hal Memberikan Pelayanan Kepada Penderita yang Memerlukan Tindakan Pembedahan, Baik untuk Kasus-Kasus Bedah Minor/Mayor Baik yang Terencana Maupun untuk Kasus-Kasus Bedah Darurat (Cito).
Instalasi Invasif Merupakan Awal Berkembangnya Instalasi Bedah Thorax dan CSSD. Instalasi Bedah Memiliki Ruangan untuk Operasi Besar, Operasi Sendang, dan Operasi Kecil serta dibedakan untuk Kasus Infeksi dan Kasus Non Infeksi.
CSSD Memiliki fasilitas untuk Menerima, Membersihkan, Mendesinfektakan, Mensterilkan, Menyimpan dan Mendistribusi Alat – Alat (Baik yang Dapat Dipakai Berulang Kali dan Alat Sekali Pakai), Sesuai dengan Standar Prosedur Operasi.
Instalasi Invasif Merupakan Awal Berkembangnya Instalasi Bedah Thorax dan CSSD. Instalasi Bedah Memiliki Ruangan untuk Operasi Besar, Operasi Sendang, dan Operasi Kecil serta dibedakan untuk Kasus Infeksi dan Kasus Non Infeksi.
CSSD Memiliki fasilitas untuk Menerima, Membersihkan, Mendesinfektakan, Mensterilkan, Menyimpan dan Mendistribusi Alat – Alat (Baik yang Dapat Dipakai Berulang Kali dan Alat Sekali Pakai), Sesuai dengan Standar Prosedur Operasi.
4. Gizi Klinik
Memasuki Era Globalisasi yang Ditandai dengan Adanya Persaingan pada Bebagai Aspek, Diperluan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas Tinggi Agar Mampu untuk Bersaing dengan Negara Lainya.
Kesehatan dan Gizi Merupakan Faktor yang Langsung Berpengaruh Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Suatu Negara Terutama Terhadap Status Gizinya. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga Maupun Individu yang Dikarenakan Suatu Masalah Harus Dirawat di Rumah Sakit. Instalasi Gizi Rumah Sakit Paru Jember adalah Instalasi yang Memberikan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit untuk Memenuhi Kebutuhan Gizi Masyarakat dalam Rangka Pengingkatan Kesehatan yang Berkesinambungan. Sebenarnya Sejak Awal Berdirinya Rumah Sakit Paru Jember, Pelayanan Gizi Sudah Diberikan Terutama Kepada Pasien Rawat Inap.
Walaupun Keberadaan Ahli Gizi Sudah Sejak Tahun 1994 Namun Pelayanan Gizi Hanya Pada Proses Penyelenggaraan Makanannya Saja. Kemudian Pada Tahun 2004, Pelayanan Gizi Berkembang dengan Adanya Pemberian Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Pasien.
Kesehatan dan Gizi Merupakan Faktor yang Langsung Berpengaruh Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Suatu Negara Terutama Terhadap Status Gizinya. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga Maupun Individu yang Dikarenakan Suatu Masalah Harus Dirawat di Rumah Sakit. Instalasi Gizi Rumah Sakit Paru Jember adalah Instalasi yang Memberikan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit untuk Memenuhi Kebutuhan Gizi Masyarakat dalam Rangka Pengingkatan Kesehatan yang Berkesinambungan. Sebenarnya Sejak Awal Berdirinya Rumah Sakit Paru Jember, Pelayanan Gizi Sudah Diberikan Terutama Kepada Pasien Rawat Inap.
Walaupun Keberadaan Ahli Gizi Sudah Sejak Tahun 1994 Namun Pelayanan Gizi Hanya Pada Proses Penyelenggaraan Makanannya Saja. Kemudian Pada Tahun 2004, Pelayanan Gizi Berkembang dengan Adanya Pemberian Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Pasien.
5. Rawat Darurat
Latar Belakang Berdirinya Instalasi Gawat Darurat (IGD) Berawal dari Keinginan Rumah Sakit untuk Meningkatkan Cakupan dan Mutu Pelayanan Kepada Pasien – Pasien Paru dengan Lebih Komprehensif dan Paripurna.
Rumah Sakit Terus Mempersiapkan diri untuk Meningkatkan Sarana dan Prasarana yang ada di IGD, Sekaligus Meningkatkan Mutu Layanan dengan Program Pengembangan Sumber Daya Manusi (SDM) Khususnya Dokter jaga dan Perawat IGD.
Rumah Sakit Terus Mempersiapkan diri untuk Meningkatkan Sarana dan Prasarana yang ada di IGD, Sekaligus Meningkatkan Mutu Layanan dengan Program Pengembangan Sumber Daya Manusi (SDM) Khususnya Dokter jaga dan Perawat IGD.
C. Layanan Penunjang
1. Radiologi
Radiologi Rumah Sakit Paru Jember Merupakan Instalasi Radiasi Medik (IRM) yang Memanfaatkan Radiasi Sinar Pengion Mulai Tahun 1962, yang Berlokasi di Jalan Nusa Indah No. 28 Jember, Masyarakat Mengenalnya dengan Nama Loket 4 Rs Kreongan. Dengan Peralatan Konvensional ke – 1 X-Ray Jenis Mass Chest Merk Odelca (Philips) Tahun Pemasangan 1958 adalah Merupakan Hasil Tukar Menukar (Guling) Tanah, Bangunan, dan Sarana / Prasarana dengan RSUD yang Masih dalam Satu Kecamatan Kota yaitu Patrang.
Pada Saat ini RS Paru Jember dibawah Kepala UPT Dinas Propinsi Jatim dr. Arya Sidimen, SE, MPH Menunjuk Koordinator Instalasi Radiologi Jabatan Radiograper Pelaksana dengan Pengalaman lebih dari 11 Tahun, Beranggotakan Seorang Sarjana Administratif, Ahli Madya Teknik Elektromedik, Ahli Madya Radiologi, Seorang Perawat dan Dua Orang Non Medis. Rasio Kegiatan 3 Shift per 8 Jam Pemeriksaan On Site dalam Sehari untuk Foto Rontgen di dalam Gedung. Dalam Perjalanan Instalasi Radiologi Terdapat Peningkatan 451,8 Per Tahun yakni Sekitar Jumlah Pemeriksaan kira – kira 127,8%. Perbandingan Jumlah Pemeriksaan antara tahun 2003, 2004, dengan 2008 adalah 8967;9203:11462. Pengguna Layanan Instalasi Radiologi tidak Hanya Masyarakat yang ingin Berobat, Namun Juga Akademis yang Melakukan Kegiatan Kuliah Kerja. Tercatat Mahasiswa Fakultas MIPA Jurusan Fisika Universitas Jember Mengaplikasikan Ilmu yang didapat dari Bangku Kuliah dengan Kegiatan Praktik Magang.
Salah Satu Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Kuliah Kerja Magang adalah Adanya Blog – Spot dari Instalasi Radiologi RS Paru Jember. Dengan Adanya blog – spot tersebut, diharapkan Peserta Magang Bisa Mendapatkan Informasi dari Instalasi Radiologi. Selain itu, untuk Calon Peserta Magang Angkatan Berikutnya akan Lebih Terbantu untuk Melakukan Kegiatan Magang di Instalasi Radiologi.
Pada Saat ini RS Paru Jember dibawah Kepala UPT Dinas Propinsi Jatim dr. Arya Sidimen, SE, MPH Menunjuk Koordinator Instalasi Radiologi Jabatan Radiograper Pelaksana dengan Pengalaman lebih dari 11 Tahun, Beranggotakan Seorang Sarjana Administratif, Ahli Madya Teknik Elektromedik, Ahli Madya Radiologi, Seorang Perawat dan Dua Orang Non Medis. Rasio Kegiatan 3 Shift per 8 Jam Pemeriksaan On Site dalam Sehari untuk Foto Rontgen di dalam Gedung. Dalam Perjalanan Instalasi Radiologi Terdapat Peningkatan 451,8 Per Tahun yakni Sekitar Jumlah Pemeriksaan kira – kira 127,8%. Perbandingan Jumlah Pemeriksaan antara tahun 2003, 2004, dengan 2008 adalah 8967;9203:11462. Pengguna Layanan Instalasi Radiologi tidak Hanya Masyarakat yang ingin Berobat, Namun Juga Akademis yang Melakukan Kegiatan Kuliah Kerja. Tercatat Mahasiswa Fakultas MIPA Jurusan Fisika Universitas Jember Mengaplikasikan Ilmu yang didapat dari Bangku Kuliah dengan Kegiatan Praktik Magang.
Salah Satu Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Kuliah Kerja Magang adalah Adanya Blog – Spot dari Instalasi Radiologi RS Paru Jember. Dengan Adanya blog – spot tersebut, diharapkan Peserta Magang Bisa Mendapatkan Informasi dari Instalasi Radiologi. Selain itu, untuk Calon Peserta Magang Angkatan Berikutnya akan Lebih Terbantu untuk Melakukan Kegiatan Magang di Instalasi Radiologi.
2. LaboratoriumLaboratorium Klinik Merupakan Salah Satu Instalasi Penunjang Medis di Rumah Sakit Paru Jember yang Berfungsi Sebagai Media Pelayanan Kepada Masyarakat dengan Pelayanan Kepada Masyarakat dengan Pelayanan Laboratorium Klinik Bermutu. Secara Fungsional Laboratorium Merupakan Ujung Tombak dalam Pelaksanaan Pelayanan Medis dalam Mewujudkan Visi Misi Rumah Sakit yang Meliputi Pelayanan Laboratorium dalam Gedung, Luar Gedung, Penelitian, Serta Pengabdian Kepada Masyarakat.
3. Farmasi
4. SIM RSDalam Era Globalisasi Sekarang ini, Rumah Sakit Ditutut untuk Meningkatkan Kinerja dan Daya Saing Sebagi Badan Usaha Dengan Tidak Mengurangi Misi Sosial yang Dibawanya. Rumah Sakit Harus Merumuskan Kebijakan – Kebijakan Strategis antara lain Efesiensi dari Dalam (Organisasi Manajemen, serta SDM) Serta Harus Mampu Secara Cepat dan Tepat Mengambil Keputusan untuk Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat agar Dapat Menjadi Organisasi yang Responsif, Inovatif, Efektif, dan Efisiendan Menguntungkan.
5. IPS RS
Rumah Sakit Paru Jember telah Berkembang Sekian Lama dengan Program – Program yang Kian Progresif, Namun Belum ada Instalasi (Bagian) yang Secara Intensif Bertugas Terhadap Maintenance Sarana Prasarana yang Ada (Melakukan Teknis Maintenance dengan Tepat, Menjadwalkan, Mengusulkan, Mengusulkan Kebutuhan Maintenance, dsb). Operasional Kerja Setiap Tahun nya Semakin Banyak dengan Ketersediaan Sarana yang Semakin Bertambah, Kebutuhan Maintenance tentu Makin Meningkat.
Penyehatan Lingkungan juga harus Dilakukan demi Terwujudnya Lingkungan yang Hygienics, Sanitair, Mencegah Invasi Penyebaran Kuman, Kebersihan, Pencegahan Polusi, Pencemaran, dsb, Karena Rumah Sakit Paru Merupakan Lingkungan yang Infeksius, Manajemen Pengelolahan Lingkungan Hidup Sangat Penting. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja demi Terwujudnya Derajad SDM yang Sehat agar Mampu Memberikan Konstribusi Optimal, Belum di Manajemen oleh Bagian (Instalasi) tertentu.
Penyehatan Lingkungan juga harus Dilakukan demi Terwujudnya Lingkungan yang Hygienics, Sanitair, Mencegah Invasi Penyebaran Kuman, Kebersihan, Pencegahan Polusi, Pencemaran, dsb, Karena Rumah Sakit Paru Merupakan Lingkungan yang Infeksius, Manajemen Pengelolahan Lingkungan Hidup Sangat Penting. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja demi Terwujudnya Derajad SDM yang Sehat agar Mampu Memberikan Konstribusi Optimal, Belum di Manajemen oleh Bagian (Instalasi) tertentu.
D. Layanan Promkes
1. PSDM
2. PKRSDi masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan dibrikan pengobatan. Dalam keadaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rurnah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, ditimpa oleh penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, sampai kemudian disadari, bahwa sebenarnya untak memelihara kesehatan masyarakat diperlukan suatu rangkaian usaha yang lebih luas, di mana perawatan dan pengobatan di rumah sakit hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu tergantung juga pada kerja sama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganva memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, Promosi kesehatan Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian Yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu tergantung juga pada kerja sama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganva memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, Promosi kesehatan Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian Yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit
3. Litbang dan Informasi